Selasa, 16 Juni 2015

AYO KENALI BERAS KITA


Beberapa bulan yang lalu, kita dikejutkan dengan isu beredarnya beras plastik dipasaran yang tentu saja menimbulkan keresahan di masyarakat. Walaupun berdasarkan hasil “pemeriksaan di laboratorium forensik (Polri), BPOM, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian, hasilnya negatif, tidak ada unsur plastik.” Namun dengan adanya kabar tentang beras plastik tersebut telah menimbulkan keresahan luas terutama bagi ibu-ibu rumah tangga. Betapa tidak? Beras adalah makanan pokok masyarakat Indonesia, kebutuhan setiap rumah tangga setiap hari. Oleh sebab itu kita sebagai masyarakat awam ada baiknya mengetahui apa dan bagaimana yang disebut dengan BERAS.



Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras.  Beras yang dapat dimakan umumnya berukuran panjang 5-12 mm dan tebal 2-3 mm.  
  
Beras sendiri secara biologi adalah bagian biji padi yang terdiri dari aleuron, lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit, endosperma, tempat sebagian besar pati dan protein beras berada, dan embrio, yang merupakan calon tanaman baru (dalam beras tidak dapat tumbuh lagi, kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan). Dalam bahasa sehari-hari, embrio disebut sebagai mata beras.  Bagian terbesar dari beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air. 
 
Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat: amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang dan amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket. Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera).

Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik, akibat perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endospermia.  Sedangkan beberapa jenis beras yang mengeluarkan aroma wangi bila ditanak (misalnya 'Cianjur Pandanwangi' atau 'Rojolele'). Bau ini disebabkan beras melepaskan senyawa aromatik yang memberikan efek wangi. Sifat ini diatur secara genetik dan menjadi objek rekayasa genetika beras.

Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok terpenting warga dunia. Beras juga diolah menjadi tepung yang digunakan sebagai bahan pembuat berbagai macam penganan dan kue-kue, utamanya dari beras ketan, termasuk pula untuk dijadikan tapai. Selain itu, beras merupakan komponen penting bagi jamu beras kencur dan param.  Minuman lain yang populer dari olahan beras adalah arak dan air tajin.

Bentuk beras ada dua macam yaitu: bentuk agak bulat sampai bulat  dan bentuk butiran lonjong sampai sedang, dengan rasa nasi yang pulen dan beraroma.

Di pasaran jenis-jenis beras dapat ditemui dengan nama pasaran yang berbeda-beda, antara lain :
1.    Pandan  Wangi
Aroma pandan yang lembut menjadi ciri khas beras ini.  Bentuk butirannya tidak panjang, tetapi cenderung bulat. Warnanya sedikit kekuningan, bening, dan terdapat bagian yang berwarna putih. Beras asal cianjur, Jabar ini, setelah dimasak pun aroma khasnya tidak akan hilang dan tekstur nasinya pulen.

2.    Rojolele
Butiran beras Rojolele cenderung bulat dan memiliki/terdapat sedikit bagian yang berwarna putih susu, tanpa aroma wangi seperti beras pandan wangi. Tekstur nasi pulen dan lembut. Nama Rojolele adalah sebutan dari daerah Jawa Tengah atau Jawa Timur. 

3.    Sentra  Ramos
Sentra Ramos atau IR 64, paling banyak ditemukan di pasaran. Karena harganya yang terjangkau dan cocok dengan selera masyarakat Indonesia. Beras yang juga berasal dari Cianjur ini memiliki tekstur nasi pulen, namun jika terlalu lama disimpan (lebih dari 3 bulan) maka beras ini menjadi sedikit pera dan mudah basi. Bentuk butiran berasnya panjang atau lonjong dan tidak mengeluarkan aroma wangi. Seringkali pabrik atau pedagang beras menambahkan zat kimia pemutih, pelicin, dan pewangi pada beras ini.

4.    Beras  IR 42
Beras IR 42 bentuknya tidak bulat, mirip dengan IR 64 namun ukurannya lebih kecil. Beras ini jika dimasak nasinya tidak pulen, namun pera sehingga cocok untuk keperluan khusus seperti untuk nasi goreng, nasi uduk, lontong, ketupat, dan lain sebagainya. Biasanya harganya relative lebih mahal daripada IR 64 karena beras ini jarang ditanam oleh petani.

5.    Beras  Merah
Beras jenis ini memproduksi Antosianin yaitu sumber warna merah dan ungu, sehingga tidak heran jika berasnya berwarna merah.  Bentuknya bulat panjang, dengan tekstur nasi pera, dan cenderung terurai.   Beras ini sering digunakan untuk diet karena kandungan gizinya berbeda dengan beras putih biasa. 

Beras Merah
  6.    Beras  Hitam
Beras hitam kini sedang marak dipasaran, karena dikonsumsi oleh mereka yang sedang ber-diet.  Kandungan zat anti-inflamasi dan anti-oksidan yang tinggi terkandung dalam jenis beras ini.  Sehingga sangat baik untuk mengobati penyakit Alzheimer dan Diabetes.  Beras yang dipanen lima bulan sekali ini memiliki rasa yang pulen, wangi, dan sedikit manis. 

Beras Hitam

 7.    Dan lain-lain

Selain itu beras yang dijual di pasaran juga dikenal adanya beras organik.  Beras organik merupakan beras yang dari awal budidaya pengolahan padinya dengan cara alami tanpa melibatkan bahan-bahan kimia apapun, seperti menggunakan pupuk kimia, pembasmi hama kimia dan lain sebagainya. 
  
Beras organik memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Bentuk fisiknya licin, warna lebih mengkilap dan cerah, memiliki aroma atau bau yang khas, daya serap terhadap air sedikit, teksturnya lebih pulen, waktu memasak beras organik lebih cepat dan nasinya bisa bertahan lebih lama, serta kandungan nutrisinya jauh lebih banyak.  Sedangkan manfaat beras organik sudah terbukti dari berbagai hasil  penelitian, beras jenis organik ternyata mampu menjadi penangkal dan pencegah dari berbagai pernyakit yang berbahaya bagi kesehatan tubuh kita.

Agar mendapatkan beras dengan kualitas terbaik, perlu diperhatikan beberapa hal berikut :

  • Beras tidak berbau atau beraroma harum khas beras.  Jika beras sudah berbau apek artinya beras sudah lama disimpan atau pada saat penggilingan kondisi beras tidak benar-benar kering, sehingga mudah rusak.
  • Perhatikan bentuk butiran beras.  Beras yang sudah lama terlihat banyak guratan garis memanjang yang cukup jelas.   Beras yang baik akan terlihat putih mulus tanpa guratan dan butiran beraspun masih utuh, tidak pecah.  Selain  itu terlihat pula serbuk putih yang menempel pada beras.
  • Beras yang mulai berkutu pertanda bahwa beras sudah tersimpan lama.  Namun, adanya kutu pada beras memberi tanda bahwa beras tersebut bebas bahan kimia, tapi bukan berarti beras yang berkutu merupakan beras terbaik.

Tip : Agar beras dapat bertahan lebih lama maka simpanlah beras di tempat yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu  dingin (lembab).  Karena sifat beras yang menghisap air yang terkandung dalam udara, sehingga beras dapat apek dan rasanya hambar.


“Berbagai macam jenis beras yang ditawarkan kepada kita, tinggal bagaimana kita cerdas dalam memilihnya!”



(Dirangkum dari berbagai sumber)

Penyuluh Pertanian Provinsi (Titiek Ismaryati).
    



Tidak ada komentar:

Posting Komentar