Beberapa bulan yang lalu, kita dikejutkan dengan isu
beredarnya beras plastik dipasaran yang tentu saja menimbulkan keresahan di
masyarakat. Walaupun berdasarkan hasil
“pemeriksaan di laboratorium forensik (Polri), BPOM, Kementerian Perdagangan
dan Kementerian Pertanian, hasilnya negatif, tidak ada unsur plastik.” Namun dengan adanya kabar tentang beras plastik
tersebut telah menimbulkan keresahan luas terutama bagi ibu-ibu rumah
tangga. Betapa tidak? Beras adalah
makanan pokok masyarakat Indonesia, kebutuhan setiap rumah tangga setiap
hari. Oleh sebab itu kita sebagai
masyarakat awam ada baiknya mengetahui apa dan bagaimana yang disebut dengan
BERAS.
Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah
dipisah dari sekam. Pada salah satu
tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling
sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah,
yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras.
Beras yang dapat dimakan umumnya berukuran
panjang 5-12 mm dan tebal 2-3 mm.
Beras sendiri secara biologi adalah bagian biji padi
yang terdiri dari aleuron, lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam
proses pemisahan kulit, endosperma, tempat sebagian besar pati dan protein
beras berada, dan embrio, yang merupakan calon tanaman baru (dalam beras tidak
dapat tumbuh lagi, kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan). Dalam bahasa
sehari-hari, embrio disebut sebagai mata beras. Bagian terbesar dari beras didominasi oleh
pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada
bagian aleuron), mineral, dan air.
Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat: amilosa,
pati dengan struktur tidak bercabang dan amilopektin, pati dengan struktur
bercabang dan cenderung bersifat lengket. Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna
(transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera).
Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik,
akibat perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan
komposisi pati pada endospermia.
Sedangkan beberapa jenis beras yang mengeluarkan aroma wangi bila
ditanak (misalnya 'Cianjur Pandanwangi' atau 'Rojolele'). Bau ini disebabkan
beras melepaskan senyawa aromatik yang memberikan efek wangi. Sifat ini diatur
secara genetik dan menjadi objek rekayasa genetika beras.
Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi
nasi, makanan pokok terpenting warga dunia. Beras juga diolah menjadi tepung
yang digunakan sebagai bahan pembuat berbagai macam penganan dan kue-kue,
utamanya dari beras ketan, termasuk pula untuk dijadikan tapai. Selain itu,
beras merupakan komponen penting bagi jamu beras kencur dan param. Minuman lain yang populer dari olahan beras
adalah arak dan air tajin.
Bentuk beras ada dua macam yaitu: bentuk agak bulat
sampai bulat dan bentuk butiran lonjong
sampai sedang, dengan rasa nasi yang pulen dan beraroma.
Di pasaran jenis-jenis beras dapat ditemui dengan
nama pasaran yang berbeda-beda, antara lain :
1.
Pandan Wangi
Aroma
pandan yang lembut menjadi ciri khas beras ini.
Bentuk butirannya tidak panjang, tetapi cenderung bulat. Warnanya sedikit kekuningan, bening, dan
terdapat bagian yang berwarna putih. Beras asal cianjur, Jabar ini, setelah dimasak pun aroma khasnya tidak
akan hilang dan tekstur nasinya pulen.
2.
Rojolele
Butiran beras
Rojolele cenderung bulat dan memiliki/terdapat sedikit bagian yang berwarna
putih susu, tanpa aroma wangi seperti beras pandan wangi. Tekstur nasi pulen dan lembut. Nama Rojolele adalah sebutan dari daerah Jawa
Tengah atau Jawa Timur.
3.
Sentra Ramos
Sentra
Ramos atau IR 64, paling banyak
ditemukan di pasaran. Karena harganya
yang terjangkau dan cocok dengan selera masyarakat Indonesia. Beras yang juga berasal dari Cianjur ini
memiliki tekstur nasi pulen, namun jika terlalu lama disimpan (lebih dari 3
bulan) maka beras ini menjadi sedikit pera dan mudah basi. Bentuk butiran berasnya panjang atau lonjong
dan tidak mengeluarkan aroma wangi. Seringkali pabrik atau pedagang beras menambahkan zat kimia pemutih,
pelicin, dan pewangi pada beras ini.
4.
Beras IR 42
Beras
IR 42 bentuknya tidak bulat, mirip dengan IR 64 namun ukurannya lebih
kecil. Beras ini jika dimasak nasinya
tidak pulen, namun pera sehingga cocok untuk keperluan khusus seperti untuk
nasi goreng, nasi uduk, lontong, ketupat, dan lain sebagainya. Biasanya harganya relative lebih mahal
daripada IR 64 karena beras ini jarang ditanam oleh petani.
5.
Beras Merah
Beras
jenis ini memproduksi Antosianin yaitu sumber warna merah dan ungu, sehingga
tidak heran jika berasnya berwarna merah.
Bentuknya bulat panjang, dengan tekstur nasi pera, dan cenderung terurai. Beras ini sering digunakan untuk diet karena
kandungan gizinya berbeda dengan beras putih biasa.
Beras Merah |
6.
Beras Hitam
Beras
hitam kini sedang marak dipasaran, karena dikonsumsi oleh mereka yang sedang
ber-diet. Kandungan zat anti-inflamasi
dan anti-oksidan yang tinggi terkandung dalam jenis beras ini. Sehingga sangat baik untuk mengobati penyakit
Alzheimer dan Diabetes. Beras yang
dipanen lima bulan sekali ini memiliki rasa yang pulen, wangi, dan sedikit
manis.
Beras Hitam |
7.
Dan
lain-lain
Selain itu beras yang dijual di pasaran juga dikenal
adanya beras organik. Beras organik
merupakan beras yang dari awal budidaya pengolahan padinya dengan cara alami
tanpa melibatkan bahan-bahan kimia apapun, seperti menggunakan pupuk kimia,
pembasmi hama kimia dan lain sebagainya.
Beras organik memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Bentuk
fisiknya licin, warna lebih mengkilap dan cerah, memiliki aroma atau bau yang
khas, daya serap terhadap air sedikit, teksturnya lebih pulen, waktu memasak
beras organik lebih cepat dan nasinya bisa bertahan lebih lama, serta kandungan
nutrisinya jauh lebih banyak. Sedangkan
manfaat beras organik sudah terbukti dari berbagai hasil penelitian, beras jenis organik ternyata mampu
menjadi penangkal dan pencegah dari berbagai pernyakit yang berbahaya bagi
kesehatan tubuh kita.
Agar mendapatkan beras dengan kualitas terbaik, perlu diperhatikan beberapa hal berikut :
- Beras tidak berbau atau beraroma harum khas beras. Jika beras sudah berbau apek artinya beras sudah lama disimpan atau pada saat penggilingan kondisi beras tidak benar-benar kering, sehingga mudah rusak.
- Perhatikan bentuk butiran beras. Beras yang sudah lama terlihat banyak guratan garis memanjang yang cukup jelas. Beras yang baik akan terlihat putih mulus tanpa guratan dan butiran beraspun masih utuh, tidak pecah. Selain itu terlihat pula serbuk putih yang menempel pada beras.
- Beras yang mulai berkutu pertanda bahwa beras sudah tersimpan lama. Namun, adanya kutu pada beras memberi tanda bahwa beras tersebut bebas bahan kimia, tapi bukan berarti beras yang berkutu merupakan beras terbaik.
Tip : Agar beras dapat bertahan lebih lama maka simpanlah beras di tempat yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin (lembab). Karena sifat beras yang menghisap air yang terkandung dalam udara, sehingga beras dapat apek dan rasanya hambar.
“Berbagai macam jenis beras yang ditawarkan kepada kita, tinggal bagaimana kita cerdas dalam memilihnya!”
(Dirangkum dari berbagai sumber)
Penyuluh Pertanian Provinsi (Titiek
Ismaryati).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar