Jumat, 16 Desember 2016

PENYAKIT PADA IKAN



Oleh : Predina Butar Butar, S.Pi

SUMBER PENYAKIT IKAN
PENCEGAHAN atau pengendalian timbulnya penyakit pada budidaya ikan perlu dipahami dari mana sumber penyakit ikan tersebut. Ketidaktahuan dan ketidakpedulian terhadap sumber penyakit tersebut dapat menyebabkan kematian missal ikan yang kita budidayakan. Sumber penyakit yang dialami oleh ikan budidaya dapat berasal dari ikan itu sendiri, media budidaya dan pathogen.
Ikan peliharaan dapat berperan sebagai hama dan sumber penyakit. Kualitas ikan, penebaran yang terlalu padat dan kanibalisme dapat menyebabkan penyakit dalam budidaya ikan. Pemilihan benih yang berkualitas juga sangat berpengaruh sehingga sebaiknya membeli benih ikan dari pembudidaya ikan yang telah diketahui reputasinya dapat diandalkan (bersertifikat CPIB).
Penebaran ikan yang terlalu padat dapat menciptakan persaingan sesama ikan untuk memperoleh tempat, pakan dan oksigen. Beragamnya ukuran ikan hasil panen merupakan indikator bahwa ikan tidak mendapatkan tempat, pakan atau oksigen dalam jumlah yang memadai sehingga disarankan pengurangan padat penebaran sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik. 
Beberapa jenis ikan karnivora dapat berubah menjadi kanibal terutama apabila kondisi media budidaya kurang menunjang hal ini disebabkan karena perebutan daerah kekuasaan atau pakan yang tidak tersedia memadai di kolam tersebut.





INDIKATOR IKAN SAKIT
Untuk mencegah serangan penyakit pada ikan perlu dideteksi sedini mungkin dengan memperhatikan tanda-tanda ikan sakit, indikator ikan terserang penyakit dapat diketahui berdasarkan :
1.        KONDISI MEDIA BUDIDAYA
Perubahan kondisi media budidaya dapat menjadi indikator adanya serangan penyakit tertentu. Hal ini berkaitan dengan kondisi fisik, kimiawi dan biologis air. Perubahan fisik media budidaya dapat terjadi karena berubahnya suhu, derajat keasaman (pH), kesadahan, kandungan oksigen atau kekeruhan air. Perubahan fisik dapat berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap serangan penyakit pada ikan peliharaan. Ikan yang terlihat melompat-lompat hendak keluar dari permukaan air merupakan indakator terjadinya peningkatan suhu air, sehingga ikan menjadi tidak betah. Apabila ikan terlihat berkumpul di permukaan air, terutama pada dini hari, dapat diduga kandungan oksigen di dalam air berkurang sehingga ikan sulit bernafas. Ikan yang pada bagian insang banyak dijumpai lumpur maka dapat dipastikan bahwa tingkat kekeruhan media budidaya terlalu tinggi. Hal ini salah satunya dikarenakan sisa pakan dan kotoran ikan mengendap di dasar kolam, mengalami proses pembusukan dan akhirnya meningkatkan kandungan ammonia yang bersifat racun bagi ikan. Meningkatnya kandungan ammonia, gas beracun dan limbah kimia merupakan komponen yang dapat menyebabkan perubahan kimia media budidaya dan hal ini sebagai penyebab terjadinya kematian missal ikan.
Perubahan warna media budidaya merupakan indikator perubahan biologis. Media budidaya yang ditumbuhi plankton akan berwarna spesifik sesuai jenis planktonnya. Kolam yang baik ditumbuhi plankton berwarna hijau sehingga air kolam berwarna kehijauan. Perubahan warna air dapat disebabkan populasi plankton hijau mengalami kematian dan digantikan olehplankton jenis lain yang memiliki warna berbeda. Kematian plankton ini dapat disebabkan pertumbuhan yang luar biasa dari plankton tersebut sehingga menimbulkan efek peneduhan yaitu pertumbuhan plankton yang sangat luar biasa sehingga membentuk lapisan tebal di permukaan air, hal ini dapat menghalangi cahaya matahari menembus perairan akibatnya plankton dan tanaman air yang tumbuh di lapisan lebih dalam tidak dapat melakukan fotosintesa dan mati. Kematian plankton secara missal menyebabkan ikan kehilangan pakan alami terutama bagi ikan yang berukuran kecil atau ikan pemakan plankton. Kematian plankton dalam jumlah yang besar juga menyebabkan plankton mengendap di dasar kolam dan mengalami proses pembusukan.
Selain plankton, bangkai ikan, tanaman, sisa pakan dan kotoran ikan yang terakumulasi di dasar kolam juga akan mengalami proses perombakan sehingga menghasilkan ammonia dan hydrogen sulfida. Rontoknya daun dari tanaman yang tumbuh di tepi kolam atau di dalam air, pemebrian pakan secara berlebihan dan kepadat ikan yang tinggi akan menyebabkan akumulasi bahan organik di dasar media budidaya meningkat cepat.

2.        TINGKAH LAKU IKAN DI KOLAM
Gerakan ikan dapat menjadi indikator utama adanya serangan penyakit pada ikan. Ikan yang gerakannya menjadi agresif kemungkinan kolam mulai tidak mendukung bagi kehidupannya, hal ini mungkin dikarenakan peningkatan suhu, penurunan derajat keasaman (pH) secara tiba-tiba, persaingan untuk mendapatkan pakan, atau isi kolam yang terlalu padat. Apabila ikan cenderung melompot-lompat tidak teratur seperti ingin keluar dari kolam, besar kemungkinan terjadi peningkatan suhu, penurunan pH atau akumulasi senyawa beracun. Apabila terlihat ikan yang berukuran besar mengejar yang lebih kecil ada kemungkinan terjadi kekurangan pakan. Bagi jenis ikan yang senang hidup menyendiri seperti udang galah jantan akan terlihat agresif apabila populasinya terlalu padat. Sebaliknya bagi ikan yang senang hidup bergerombol seperti ikan mas apabila terserang penyakit cenderung akan memisahkan diri dari kelompoknya.
Gerakan ikan yang menjadi lambat juga merupakan indikator bahwa ikan terserang penyakit. Gerakan ikan menjadi lambat dapat disebabkan karena cacat akibat lolos dari serangan predator, kekurangan oksigen atau terserang pathogen. Kekurangan oksigen pada kolam akan menyebabkan ikan mengalami kesulitan bernafas dan terlihat terengah-engah, kemungkinan hal ini menyebabkan ikan mengalami serangan penyakit pada insang dan serangan pada gelembung renang menyebabkan ikan tidak dapat berenang lurus karena kepalanya selalu mengarah ke atas atau ke bawah. Tanda-tanda lain yang menunjukkan ikan terserang penyakit adalah bercak merah, bercak putih, bisul, adanya jamur, insang terlihat pucat, dan lender berkurang atau tidak merata.

3.           KONDISI IKAN
Ikan yang berwarna gelap, perubahan warna kulit menjadi pucat dan banyak lender merupakan indikator utama bahwa ikan terserang penyakit. Perubahan warna kulit dapat disebabkan karena konsentrasi warna pigmennya berkurang, serangan jamur yang menimbulkan bercak kelabu atau putih, atau mungkin tertutup lender. Ikan yang terserang jamur biasanya menggosok-gosokkan badannya pada benda-benda sekitarnya.
Ikan yang diserang penyakit melalui insang dapat diketahu dari warna insang yang menjadi lebih pucat, tutup insang (operculum) tidak bisa mengatup secara sempurna atau lembaran insang (lamella) terlihat bintik merah yang menandakan terjadi pendarahan kecil atau terlihat parasit yang menempelkan di lembaran insang.
Ikan yang organ dalamnya diserang penyakit dapat diketahui melalui perut ikan yang membesar, kadang disertai sisik yang berdiri. Kadang juga mengakibatkan perut ikan mengecil disertai kotoran yang berdarah.






 Penyebab
Timbulnya serangan penyakit ikan di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara ikan, kondisi lingkungan dan organisme penyakit. Interaksi yang tidak serasi ini telah menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh penyakit. Jika pertahanan tubuh inang lemah dan patogen yang terdapat dalam tubuh inang banyak, tetapi lingkungan tetap sesuai dan mendukung untuk meningkatkan ketahanan tubuh inang maka penyakit tidak akan muncul karena patogen tidak dapat berkembang biak.

JENIS PENYAKIT
Jenis penyakit ikan berdasarkan faktor penyerangnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.    Penyakit Parasiter/Infektif (Infectious disease) adalah penyakit yang disebabkan oleh aktivitas organisme parasit. Organisme yang sering menyerang ikan peliharaan antara lain virus, bakteri, jamur, protozoa, golongan cacing dan udang renik. Bakteri dan virus akan menyebabkan infeksi pada ikan budidaya, sementara yang disebabkan oleh parasit akan mengakibatkan investasi pada ikan budidaya.
2.   Penyakit Non Parasiter/Non Infektif (Non Infectious disease) adalah penyakit yang disebabkan bukan oleh hama maupun organisme parasit. Penyakit ini dapat dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan faktor penyebabnya, yaitu :
a. Lingkungan
b. Pakan/nutrisi
c. Keturunan/genetik





PENYAKIT IKAN KARENA VIRUS
Virus membutuhkan jaringan hidup untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu virus akan menyerang jaringan ikan dan berkembangbiak dalam tubuh atau sel ikan sehingga menimbulkan kerusakan atau penyakit. Penyakit yang disebabkan oleh virus sering memperlihatkan tanda-tanda seperti serangan bakteri sehingga penanganannya sering dilakukan hamper sama seprti penyakit bacterial. Cara yang lebih baik untuk mengatasi serangan virus adalah mencegah dan membatasi penularannya, selain itu kesehatan ikan dan kebersihan media budidaya dapat mengendalikan serangan virus. Penyakit ikan yang disebabkan oleh virus diantaranya adalah :
1.        Channel Catfish Virus Desease (CCVD) adalah infeksi akut dan haemorcagik oleh virus herpes yang dapat menimbulkan kematian missal pada anak-anak ikan. Tanda-tandanya adalah hilang keseimbangan tubuh, ikan bergerak berputar-putar dan tergantung vertical, mata menonjol, perut mengembung, secara histopatologis terlihat adanya pendarahan pada sirip, sekitar abdomen, ginjal, kulit, organ dalam kulit, organ dalam, insang pucat. Inang alami yang diserang adalah golongan lele.
2.        Spring Viraemia of Carp (SVC) adalah infeksi akut dan menular  dengan tanda-tanda klinis antaralain ikan berkumpul di bagian saluran pengeluaran, warna ikan menjadi gelap, pendarahan, mata menonjol. Ikan mas dan koi merupakan inang yang utama dan virus dapat menyerang ikan muda dan dewasa.
3.        Infectious Pancreatic Necrosis (IPN) adalah penyakit viral yang akut dan sangat menular dengan tanda-tanda antaralain terjadi kematian missal pada ikan muda, warna tubuh ikan menjadi gelap, bergerak berputar-putar, exophthalmus, perut membesar dan terdapat cairan visceral, pendarahan di daerah bawah perut,, sirip, hati, limpa, tidak terdapat makanan di dalam perut dan usus serta biasanya mengandung eksudat mucoid yang kekuningan atau keputihan.  Penyakit infeksi ini menyerang golongan ikan salmonis terutama yang masih muda.
4.        Penyakit Bintil Putih adalah penyakit ikan yang disebabkan oleh virus Lymphocystis yang menyerang ikan tetapi tidak menyerang golongan ikan mas maupun lele.  Penyakit ini bersifat kronis dan merupakan tumor yang tidak ganas, meskipun tidak menimbulkan kematian akan tetapi sangat mengganggu tampilan ikan konsumsi maupun ikan hias. Penyakit ini sering sembuh dengan sendirinya dan jarang berakibat fatal.Operasi kecil membuang bintil kecil tidak disarankan karena dapat mengakibatkan ikan sres, kecuali apabila ukuran dan posisi bintil tersebut sangat mengganggu aktivitas ikan yang terinfeksi.
5.        Dropsi merupakan akibat dari infeksi virus, bakteri Aeromanas, myobakteri atau internal parasit pathogen seperti Hexamita atau Mitasproa cyprini. Infeksi utama biasanya terjadi melalui mulut yaitu ikan secara senagaj atau tidak memakan kotoran ikan lain yang terkontaminasi pathogen atau akibat kanibalisme terhadap ikan lainnya yang terinfeksi. Akumulasi nitrogen dalam media budidaya dapat memicu terjadinya gejala dropsi. Gejala dropsi ditandai dengan ikan mulai sulit membuang kotoran dan terjadi pembengkakan pada rongga tubuh ikan, ikan menurun kelincahannya dan cenderung lebih banyak berdiam diri, gangguan bernafasan dan perubahan warna kulit menjadi pucat kemerahan.. Upaya untuk mencegah dropsi dapat dilakukan dengan menjaga kondisi media budidaya agar selalu nyaman dan aman bagi ikan peliharaan, hindari terjadinya stress pada ikan, ikan yang sakit harus segera di karantina dan dirawat secara optimal, buang ikan yang sudah mati, hindari menambah ikan ke media budidaya yang sudah tercemar dropsi atau memindahkan ke kolam lain yang berisi ikan sehat. Penyebaran dropsi dapat melalui jarring atau tangan yang basah.
6.        Penyakit Infectious Haematopoietic Necrosis (IHN) adalah penyakit yang bersifat akut dan sistemik yang menyerang organ penghasil darah yaitu ginjal, dan limpa. Tanda-tanda klinis ikan yang terinfeksi adalah terlihat lethargic, berkumpul di tepi kolam, tubuhnya berwarna lebih gelap, anemia dan mata menonjol. Pada serangan yang lebih parah akan terjadi pembengkokkan tulang belakang, pembengkokkan abdomen serta perdarahan.
7.        Viral Nervous Necrosis (VNN) merupakan virus yang menginfeksi larva dan juvenile ikan laut dengan gejala berbeda-beda sesuai stadia atau umur ikan, ikan di bawah 20 hari menunjukkan penurunan nafsu makan sedang ikan berumur 20-40 hari mengakibatkan tingkah laku berenang yang abnormal yaitu di dekat permukaan air serta banyak ikan mati di dasar bak. Pada ikan berumur 2-4 bulan cenderung berdiam diri di dasar kolam, sedang pada ikan berumur lebih dari 4 bulan akan memperlihatkan gejala sering berenang mengambang di atas permukaan air disertai adanya pembesaran gelembung renang.
8.        Koi Herpes Virus (KHV) merupakan agen penyebab penyakit yang spesifik menyerang ikan mas dan ikan koi serta tergolong ganas karena dapat mengakibatkan kematian masal. Tanda-tanda klinis ikan yang terserang virus ini antaralain ikan kehilangan nafsu makan, gerakan ikan tidak normal dan megap-megap, bercak putih pada insang yang selanjutnya berkembang menjadi geripis pada ujung lamella dan akhirnya membusuk, pendarahan di sirip dan badan serta luka melepuh. Upaya pencegahan serangan KHV adalah meningkatkan daya tahan tubuh ikan. Immunostimulan merupakan bahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pertahanan non spesifik untuk pengendalian penyakit ikan, Cromium yeast merupakan salah satu bahan immunostimulan yang banyak diaplikasikan, bahan ini biasanya digunakan sebagai pencampur pakan pada hewan ternak dan mulai dikembangkan untuk ikan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar